Waspada! Bahaya Mengintai dari Penggorengan Anda


Wajan merupakan salah satu peralatan dapur yang paling sering digunakan untuk mengolah bahan makanan menjadi masakan lezat. Sayangnya, wajan dapat menjadi ancaman berbahaya terkait keamanan makanan jika tidak digunakan secara benar.
Ahli keamanan kebersihan makanan, Lisa Ackerley, mengatakan masyarakat cenderung menghubungkan risiko keamanan makanan dengan bakteri atau virus. Padahal ada beberapa faktor lain yang dapat membuat makanan menjadi tak baik untuk dikonsumsi.
Salah satu bahaya dapat timbul dari wajan yang sudah mengelupas atau tergores. Wajan yang menggelembung pun memiliki risiko yang dapat membahayakan keamanan makanan. Sayangnya, berdasarkan penelitian yang diselenggarakan GreenPan, masih banyak masyarakat yang menggunakan wajan yang sudah tidak berkondisi baik.
Selain itu, Ackerley juga mengatakan suhu saat memasak memegang peranan penting bagi keamanan masakan. Suhu yang terlalu tinggi dapat membuat wajan mengeluarkan zat kimia yang dapat mengontaminasi masakan. "Memanaskan wajan dengan temperatur terlalu tinggi untuk memasak makanan sepenuhnya dapat menyebabkan berbagai macam risiko jika bahan kimia dalam wajan keluar," terang Ackerley seperti dilansir Express.
Ackerley mengatakan suhu api yang ideal saat menggunakan wajan dalam memasak ialah 260 derajat Celcius. Jika suhu yang digunakan lebih tinggi dari itu, bahan kimia dapat terdorong keluar dari wajan. Akan tetapi, penggunaan wajan dan peralatan masak keramik anti lengket dapat bertahan dengan suhu lebih tinggi, maksimal 450 derajat Celcius.
"Wajan anti lengket tradisional hanya tahan terhadap suhu 260 derajat Celcius, titik suhu yang dapat dicapai wajan kosong hanya dalam waktu tiga menit," jelasnya. 
Bahaya dalam wajan timbul akibat adanya kandungan bernama PFOA dan PFAS. Tim peneliti dari Univeristy of Toronto menemukan bahwa beberapa wajan memiliki PFOA dan PFAS atau dikenal dengan asam perfluoro.
Jika wajan tersebut terkena panas yang terlalu tinggi, kandungan PFOAS dan PFAS dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh manusia. Akumulasi dari PFOAS dan PFAS yang terdapat dalam jaringan tubuh ini kerap diasosiasikan dengan penyakit hati serta kanker dalam banyak penelitian.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »